Manajemen
Perkawinan Sapi Potong
|
Perkawinan
pada ternak sapi dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu: Kawin Alam (KA)
dan Inseminasi Buatan (IB). KA biasanya menghasilkan keturunan yang kurang
baik, sedangkan dengan IB lebih menjanjikan menghasilkan keturunan yang baik
karena perkawinan dengan IB menggunakan sperma dari sapi pejantan unggul.
Supaya terjadi kebuntingan, perkawinan harus dilakukan pada saat sapi betina
birahi (minta kawin). Apabila tidak bunting dan tidak ada kelainan, sapi
betina akan birahi setiap 18-21 hari (satu siklus). Tanda-tanda sapi birahi,
yaitu :
a. Sapi gelisah dan tidak tenang.
b. Sapi sering menguak/melenguh.
c. Sapi mencoba menaiki sapi lain.
d. Sapi akan tetap diam kalau dinaiki sapi lain.
e. Pangkal ekor sering terangkat.
f. Keluar cairan jernih dari alat kelamin.
g. Alat kelamin bengkak dan berwarna kemerahan.
h. Nafsu makan turun.
Dalam perkawinan sebaiknya dihindari perkawinan keluarga, yaitu perkawinan
antara induk dengan pejantan yang masih ada hubungan keturunan yang sama.
Perkawinan keluarga dapat menghasilkan keturunan yang kurang baik.
Umur Sapi Sapi
Betina pertama kali dikawinkan sebaiknya pada umur 18-24 bulan. Setelah umur
6-7 tahun atau sudah beranak 4-5 kali sapi betina jangan digunakan sebagai
induk lagi. Sapi jantan mulai dapat digunakan sebagai pejantan pada umur
24-28 bulan. Setelah umur 5-6 tahun sapi jantan jangan digunakan sebagai
pejantan lagi.
Pengaturan Perkawinan
Agar sapi dapat menghasilkan pedet setiap tahun (11-14) bulan), maka harus
dilakukan pengaturan reproduksi:
a. Induk menyusui tidak lebih dari 7 (tujuh) bulan.
b. Maksimal 3 (tiga) bulan setelah beranak, induk harus sudah dikawinkan lagi
dengan target selama 2 (dua) kali siklus estrus sudah bunting. Untuk mencapai
target ini, disamping harus selalu dilakukan pengecekan tanda birahi, sapi
juga harus diberi pakan dengan kandungan protein dan energi cukup tinggi. Hal
ini untuk mendukung sapi estrus kembali setelah beranak.
c. 1 (satu) sampai 2 (dua) bulan sebelum beranak, induk diberi pakan dengan
kandungan protein dan energi cukup tinggi. Hal ini untuk mendukung kondisi
badan sapi menjadi cukup bagus saat beranak dan selama beberapa bulan awal
menyusui. Kondisi badan sapi induk yang cukup bagus ini disamping akan
mempengaruhi estrus kembali, juga akan meningkatkan produksi susu sehingga
pedet tidak kekurangan zat gizi.
Pelaksanaan Perkawinan
Pedoman sederhana untuk memperbesar keberhasilan kebuntingan adalah
ketepatan mengawinkan sapi betina. Pelaksanaan perkawinan yang tepat sekitar
10-14 jam sejak tanda-tanda birahi. Apabila sapi birahi pada pagi hari, maka
paling lambat sapi dikawinkan pada sore hari, sedangkan apabila sapi birahi
pada sore hari, maka paling lambat sapi dikawinkan pada pagi hari pada hari
berikutnya.
Menentukan Kebuntingan
Kebuntingan dapat diamati 21 hari setelah perkawinan. Kalau tidak ada
tanda-tanda birahi, maka kebuntingan telah terjadi, namun apabila tanda-tanda
birahi muncul lagi, maka perkawinan perlu diulang. Cara lain yang dapat
dilakukan adalah dengan perabaan, yang hanya dapat dilakukan oleh petugas
yang terlatih dan berpengalaman. Setelah anak sapi lahir, induk sapi dapat
dikawinkan lagi 3 (tiga) bulan setelah melahirkan. Sapi bunting harus
dipisahkan dari sapi yang lain. Kondisi ini dilakukan untuk menjaga
kebuntingan. Pakan yang diberikan harus dapat memenuhi kebutuhan zat gizi
untuk sapi bunting.
Mempersiapkan Kelahiran
Beberapa hari menjelang melahirkan, induk yang bunting akan menunjukkan
tanda-tanda:
• Ambing membesar dan kencang.
• Urat daging di sekitar vulva mengendor dan di kanan-kiri pangkal ekor
kelihatan legok.
• Beberapa saat menjelang melahirkan, sapi gelisah. Apabila tanda-tanda
tersebut muncul, kadang harus dibersihkan dari kotoran dan diberi alas dengan
jerami kering. Setelah melahirkan, induk sapi akan membersihkan linder yang
menempel pada pedet yang baru dilahirkan dengan lidah. Apabila induk lemah
dan tidak mapu, maka kita perlu menolong membersihkan, terutama yang
mengganggu lubang pernafasan. Supaya kelahiran berjalan lancar, induk sapi
yang akan beranak diberi kesempatan bergerak kira-kira 2-3 minggu menjelang
melahirkan.
|
Inseminasi buatan dan
kawin alami
Inseminasi Buatan
Inseminasi
Buatan merupakan salah satu teknologi dalam reproduksi ternak yang memiliki
manfaat dalam mempercepat peningkatan mutu genetik ternak, mencegah penyebaran
penyakit reproduksi yang ditularkan melalui perkawinan alam, meningkatkan
efisiensi penggunaan pejantan unggul, serta menurunkan/ menghilangkan biaya
investasi pengadaan dan pemeliharaan ternak pejantan. Merupakan suatu cara atau
teknik untuk memasukkan mani (sperma atau semen) yang telah dicairkan dan telah
diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat
kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut ‘insemination
gun‘.
Keuntungan
IB
- Dapat menghasilkan keturunan
anak yang baik dan berkualitas karena menggunakan sperma dari pejantan
yang unggul.
- Peternak tidak perlu memelihara
pejantan sehingga biaya pakan maupun waktu untuk memelihara pejantan dapat
digunakan untuk keperluan lain.
- Dapat menghindari cacat pada
kelahiran anak.
- Mencegah terjadinya penularan
penyakit yang disebarkan melalui perkawinan alami.
- Dapat memperpendek jarak
kelahiran (calving interval)
- Menghindarkan ternak sapi
betina mengalami kecelakaan dalam melakukan perkawinan alami bila pejantan
yang digunakan terlalu besar.
- Menghemat biaya pemeliharaan
ternak jantan;
- Dapat mengatur jarak kelahiran
ternak dengan baik;
- Mencegah terjadinya kawin
sedarah pada sapi betina (inbreeding);
- Dengan peralatan dan teknologi
yang baik spermatozoa dapat simpan dalam jangka waktu yang lama;
- Semen beku masih dapat dipakai
untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah mati;
Tujuan
Inseminasi Buatan
- Memperbaiki mutu genetika
ternak;
- Tidak mengharuskan pejantan
unggul untuk dibawa ketempat yang dibutuhkan sehingga mengurangi biaya;
- Mengoptimalkan penggunaan bibit
pejantan unggul secara lebih luas dalam jangka waktu yang lebih lama;
- Meningkatkan angka kelahiran
dengan cepat dan teratur;
- Mencegah penularan / penyebaran
penyakit kelamin.
Kerugian IB
- Apabila identifikasi birahi
(estrus) dan waktu pelaksanaan IB tidak tepat maka tidak akan terjadi
terjadi kebuntingan;
- Akan terjadi kesulitan
kelahiran (distokia), apabila semen beku yang digunakan berasal dari pejantan
dengan breed / turunan yang besar dan diinseminasikan pada sapi betina
keturunan / breed kecil;
- Bisa terjadi kawin sedarah
(inbreeding) apabila menggunakan semen beku dari pejantan yang sama dalam
jangka waktu yang lama;
- Dapat menyebabkan menurunnya
sifat-sifat genetik yang jelek apabila pejantan donor tidak dipantau sifat
genetiknya dengan baik (tidak melalui suatu progeny test).
Waktu yang
tepat untuk inseminasi buatan
Waktu yang
tepat untuk melakukan IB pada ternak sapi adalah 15 s/d 18 jam setelah sapi
menunjukkan gejala berahi karena pada saat tersebut sel telur telah mencapai
saluran tuba falopii yaitu saluran tempat penyatuan sel telur dengan sperma
yang diikuti dengan proses pembuahan.
Gejala-gejala
Berahi pada Ternak Sapi
Pada umumnya
gejala-gejala berahi pada ternak adalah sebagai berikut:
- Kemaluan bagian luar (vulva)
ternak berwarna merah
- Bila dicermati kemaluan
tersebut membengkak
- Bila diraba kemaluan tersebut
terasa hangat
- Dari kemaluan keluar lendir
bening dan transparan
- Gelisah dan kurang nafsu makan
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kegagalan IB
Ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kegagalan dalam pelaksanaan IB pada
ternak sapi yaitu:
- Kondisi kesehatan sapi betina
yang di IB. Betina yang kondisinya sehat (sebelum dan setelah di IB) akan
mampu memelihara kebuntingannya sampai melahirkan dengan baik
- Ketepatan waktu pelaksanaan IB
- Mutu semen beku yang digunakan.
Semen beku yang digunakan hendaknya mendapatkan penanganan yang benar
mulai saat produksi, penyimpanan dan distribusi sampai di tingkat lapangan
- Keterampilan petugas IB sangat
mempengaruhi keberhasilan IB. Makin terampil petugas IB, makin kecil
resiko kegagalannya
Intensifikasi
kawin alam (IKA)
Upaya
peningkatan populasi ternak sapi dapat dilakukan dengan intensifikasi kawin
alam melalui distribusi pejantan unggul terseleksi dari bangsa sapi lokal atau
impor dengan empat manajemen perkawinan, yakni: (1) perkawinan model kandang
individu, (2) perkawinan model kandang kelompok/umbaran, (3) perkawinan model rench
(paddock) dan (4) perkawinan model padang pengembalaan. Pejantan
yang digunakan berasal dari hasil seleksi sederhana, yaitu berdasarkan
penilaian performans tubuh dan kualitas semen yang baik, berumur lebih dari dua
tahun dan bebas dari penyakit reproduksi seperti EBL dan IBR.
Untuk
seleksi induk diharapkan memiliki deskriptif sebagai berikut: 1) induk dereman/manaan
(nahunan), yakni dapat beranak setiap tahun, 2) skor kondisi tubuh 5-7
(Gambar 4), 5) badan tegap, sehat dan tidak cacat, 4) tulang pinggul dan ambing
besar, lubang pusar agak dalam dan 5) Tinggi gumba > 135 cm dengan bobot
badan > 300 kg.
Cara kawin
alam ini dianjurkan dengan pertimbangan
(1) secara
alamiah ternak sapi potong memiliki kebebasan hidup, sehingga mendukung
perkembangbiakannya secara normal
(2) secara
alamiah ternak sapi jantan mampu mengetahui ternak sapi betina yang berahi
(3)
penanganan perkawinan secara kawin alam memerlukan biaya yang sangat murah,
tanpa adanya campur tangan manusia
(4) metode
kawin alam sangat efektif dan efisien, sehingga dapat digunakan sebagai pola
usaha budidaya ternak mulai dari cara intensif, semi intensif dan ektensif,
bahkan juga dilakukan di beberapa perusahaan.
Perkawinan
di kandang invidu (sapi diikat)
Kandang
individu adalah model kandang dimana setiap ekor sapi menempati dan diikat pada
satu ruangan; antar ruangan kandang individu dibatasi dengan suatu sekat.
Kandang invidu di peternak rakyat, biasanya berupa ruangan besar yang diisi
lebih dari satu sapi, tanpa ada penyekat tetapi setiap sapi diikat satu
persatu. Model
Perkawinan
kandang individu dimulai dengan melakukan pengamatan birahi pada setiap ekor
sapi induk dan perkawinan dilakukan satu induk sapi dengan satu pejantan (kawin
alam) atau dengan satu straw (kawin IB). Biasanya kandang individu yang sedang
bunting beranak sampai menyusui pedetnya. Pengamatan birahi dapat dilakukan
setiap hari pada waktu pagi dan sore hari dengan melihat gejala birahi secara
langsung dengan tanda-tanda estrus. Apabila birahi pagi dikawinkan pada sore
hari dan apabila birahi sore dikawinkan pada besuk pagi hingga siang.
Persentase kejadian birahi yang terbanyak pada pagi hari. Setelah 6-12 jam
terlihat gejala birahi, sapi induk dibawa dan diikat ke kandang kawin yang
dapat dibuat dari besi atau kayu, kemudian didatangkan pejantan yang dituntun
oleh dua orang dan dikawinkan dengan induk yang birahi tersebut minimal dua
kali ejakulasi. Setelah 21 hari (hari ke 18-23) dari perkawinan, dilakukan
pengamatan birahi lagi dan apabila tidak ada gejala birahi hinggga dua siklus
(42 hari) berikutnya, kemungkinan sapi induk tersebut berhasil bunting.
Untuk
meyakinkan bunting tidaknya, setelah 60 hari sejak di kawinkan, dapat dilakukan
pemeriksaan kebuntingan dengan palpasi rektal, yaitu adanya pembesaran uterus
seperti balon karet (10-16 cm) dan setelah hari ke 90 sebesar anak tikus. Induk
setelah bunting tetap berada dalam kandang individu hingga beranak, namun
ketika beranak diharapkan induk di keluarkan dari kandang individu selama
kurang lebih 7-10 hari dan selanjutnya dimasukkan ke kandang invidu lagi.
Perkawinan
kandang kelompok
Kandang
terdiri dari dua bagian, yaitu sepertiga sampai setengah luasan bagian depan
adalah beratap/diberi naungan dan sisanya di bagian belakang berupa areal
terbuka yang berpagar sebagai tempat pelombaran. Ukuran kandang (panjang x
lebarnya) tergantung pada jumlah ternak yang menempati kandang, yaitu untuk
setiap ekor sapi dewasa membutuhkan luasan sekitar 20 – 30 m2. Bahan dan
alatnya: dibuat dari semen atau batu padas, dinding terbuka tapi berpagar, atap
dari genteng serta dilengkapi tempat pakan, minum dan lampu penerang.
Manajemen
perkawinan model kandang kelompok dapat dilakukan oleh kelompok tani atau
kelompok perbibitan sapi potong rakyat yang memiliki kandang kelompok usaha
bersama (cooperate farming system) dengan tahapan sebagai
berikut:
- Induk bunting tua hingga 40
hari setelah beranak (partus) diletakkan pada kandang khusus, yakni
di kandang bunting dan atau menyusui.
- Setelah 40 hari induk
dipindahkan ke kandang kelompok dan dicampur dengan pejantan terpilih
dengan kapasitas sapi sebanyak 10 ekor betina (induk atau dara) dan
dikumpulkan menjadi satu dengan pejantan dalam waktu 24 jam selama dua
bulan.
- Setelah dua bulan dikumpulkan
dengan pejantan dilakukan pemeriksaan kebuntingan (PKB) dengan cara
palpasi rectal terhadap induk-induk sapi tersebut (perkawinan terjadi
secara alami tanpa diketahui yang kemungkinan pada malam hari atau waktu
tertentu yang tidak diketahui.
Pola usaha
ternak sapi rakyat masih sering
muncul beberapa permasalahan. Permasalahn yang sering muncul pada usaha ternak
sapi rakyat adalah rendahnya angka kebuntingan atau panjangnya jarak beranak
pada induk (calving interval lebih dari 18 bulan). Hal ini terjadi karena
manajemen perkawinan yang tidak tepat, seperti :
- pola
perkawinan yang kurang benar,
- pengamatan
birahi dan waktu kawin tidak tepat,
- rendahnya
kualitas atau kurang tepatnya pemanfaatan pejantan dalam kawin alam,
- rendahnya
pengetahuan peternak tentang kawin suntik atau Inseminasi Buatan (IB)
- kurang
terampilnya beberapa petugas IB sehingga sering gagal
1.
Teknik kawin alam
Upaya peningkatan populasi ternak sapi dapat dilakukan dengan intensifikasi
kawin alam melalui distribusi pejantan unggul terseleksi dari bangsa sapi lokal
atau impor.
Pejantan yang digunakan berasal dari hasil seleksi seperti :
- Ciri-ciri
pejantan sesuai dengan bangsa yang diinginkan, misalnya sapi Bali; Sapi
Bali jantan berwarna hitam kemerahan dengan warna putih pada bagian pantat
sampai perut dan lutut sampai ke tumit. Kerangka badan besar dengan dada
lebar dan dalam yang membentuk kerucut kearah perut belakang.
- Bila
diketahui catatan produksi dan asal usul/keturunan (recording), pilih
ternak yang memiliki pertumbuhan di atas rata-rata. Sebagai patokan pada
umur 2 tahun (dilihat dari giginya yaitu memiliki sepasang gigi tetap)
berat berkisar 250 Kg atau lingkar dada sekitar 157 cm.
- Rangka
badan besar dan panjang dengan tulang besar, dada lebar dan dalam dan
mengerucut kearah perut belakang.
- Buah
zakar lonjong dan besar dan simetris, seimbang antara kiri dan kanan
- Libido
sex tinggi, dapat mengawini 3 betina sehari
- Memiliki
temperamen yang tenang
- Nafsu
makan tinggi
- Bebas
dari penyakit reproduksi seperti Brucellosis , Leptospirosis, Infectious
Bovine Rhinotracheitis (IBR) dan Enzootic Bovine Leucosis (EBL).
Untuk seleksi induk diharapkan memiliki deskriptif sebagai berikut:
- Induk
dereman/manaan (nahunan), yakni dapat beranak setiap tahun,
- Skor
kondisi tubuh 5 – 7,
- Badan
tegap, sehat dan tidak cacat,
- Tulang
pinggul dan ambing besar, lubang pusar agak dalam
Gambar 15. Kawin Alam
2.
Teknik kawin suntik (inseminasi buatan/IB)
a.
Teknik IB dengan semen beku (frozen semen);
bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ternak sapi melalui
penggunaan pejantan pilihan dan menghindari penularan penyakit atau kawin
sedarah (inbreeding).
b.
Teknik IB dengan semen cair (chilled semen);
proses pembuatan mudah dengan bahan pengencer yang murah, dapat dikerjakan oleh
kelompok tani, motilitas dan sperma hidup lebih tinggi serta dapat disimpan
dalam kulkas/cooler dengan suhu 5oC selama 7-10 hari serta mudah diterapkan di
lapang; sedangkan kekurangannya adalah daya simpannya yang hanya sampai 10 hari
setelah pemprosesan.
Gambar 16. Pelaksanaan IB
c.
Cara mengawinkan
- Induk
yang menunjukkan gejala birahi pada sore hari dapat dikumpulkan dengan
pejantan sepanjang malam,
- Dara/Induk
dianggap bunting apabila tidak birahi kembali setelah 21 hari dikawinkan.
d.
Tanda-tanda birahi
- Sapi
gelisah dan terlihat sangat tidak tenang.
- Sapi
sering menguak atau melenguh-lenguh.
- Sapi
mencoba menaiki sapi lain dan akan tetap diam bila dinaiki sapi lain.
- Pangkal
ekornya terangkat sedikit dan keluar lendir jernih transparan yang
mengalir melalui vagina dan vulva.
- Sapi
dara sering memperlihatkan perubahan warna pada vulvanya yang membengkak
dan ke merahmerahan.
- Sapi
menjadi diam dan nafsu makannya berkurang.
ALAT IB
(INSEMINASI BUATAN) / CONTAINER IB
|
Kami
menyediakan alat-alat untuk inseminasi buatan seperti:
Ø Container
IB
Ø AI GUN
Ø Plastik
Sheath
Ø Cutter straw
Ø pinset
|
|
Cara inseminasi : adalah menginjeksikan sel sperma ke dalam
tubuh sapi :)
Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik adalah suatu cara atau teknik untuk
memasukkan mani (sperma atau semen) yang telah dicairkan dan telah diproses
terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat
kelaminbetina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut
'insemination gun'
2. Tahap pertama, tahap Persiapan Petik Ovum (Per-Uvu) yang meliputi fase down
regulation dan terapi stimulasi. Fase down regulation merupakan suatu proses
untuk menciptakan suatu keadaan seperti menopouse agar indung telur siap
menerima terapi stimulasi. Tahapan ini berlangsung antara dua minggu hingga
satu bulan. Setelah fase down regulation selesai lalu dilanjutkan dengan terapi
stimulasi. Tujuan dari terapi ini untuk merangsang pertumbuhan folikel pada
indung telur. Dengan demikian jumlahnya semakin banyak sehingga pada akhirnya
bisa didapatkan sel telur yang telah matang ketika tiba pada operasi petik
ovum.
Tahap kedua, tahap operasi petik ovum/Ovum Pick-Up (OPU). Tahap ini bisa
dilakukan ketika sudah terdapat tiga folikel atau lebih yang berdiameter 18 mm
pada pagi hari dan pertumbuhan folikelnya seragam. Selain itu kadar E2 juga
harus mencapai 200pg/ml/folikel matang.
Tahap ketiga, tahap post OPU. Tahap ini meliputi dua fase, yaitu transfer embrio
dan terapi obat penunjang kehamilan. Fase transfer embrio merupakan proses
memasukkan dua atau maksimum tiga embrio yang sudah terseleksi ke dalam rahim.
Setelah proses ini selesai lalu dilanjutkan dengan terapi obat penunjang
kehamilan. Tujuan dari terapi tersebut untuk mempersiapkan rahim agar bisa
menerima implantasi embrio sehingga embrio bisa berkembang normal.
READY STOCK GLOVES 5 JARI IMPORT
PANJANG 90 CM 1 PACK ISI 100 PCS
TROCAR SET TERDIRI DARI EMPAT UKURAN JARUM
UNTUK ALAT KESEHATAN HEWAN TERNAK :SAPI DAN KAMBING
TERMOS INSEMINASI BUATAN
BAHAN STAINLESS STEEL TERSEDIA MULAI UKURAN :0.5
LTR,O.75 LTR DAN 1.0 LTR
HARM 19
OBSTETRIC SET *1 SET ALAT BANTU PROSES KELAHIRAN
HEWAN TERNAK
POST MORTEM SET # 1 SET ALAT BEDAH UNTUK HEWAN
TERNAK
PAKET INSEMINASI BUATAN
MINOR SURGERY SET
ALAT INSEMINASI BUATAN
Berikut ini alat-alat Inseminasi yang dibutuhkan
untuk melakukan inseminasi buatan pada hewan
A
I GUN (Artificial Insemination Gun)
Alat ini bekerja seperti mekanisme
spuit/syringe/suntikan cara pemakain nya setelah dipakaikan semacam chasing
yang terbuat dari plastik (plastic sheath) yang telah terisi dengan mani/sperma
lalu kemudian di suntikan ke rahim betina hewan tersebut
PLASTIC
SHEATH
Seperti yang telah di singgung di atas
komponen ini merupakan chasing (sarung/tempat) A I GUN alat ini berfungsi agar
pada saat proses penyuntikan sperma/benih pejantan tidak melukai organ genital
betina
TERMOS
IB
Termos ini berfungsi untuk menyimpan
sperma/benih sementara waktu dan dalam dosis yang kecil.
Ukuran termos ini mulai 0.5 liter,0.75 liter
dan 1.0 liter
produk yang kami tawarkan berbahan dasar
stainless steel anti karat dan impor dari jepang
A I GLOVES (ARTIFICIAL INSEMINATION GLOVES)
Gloves 5 jari untuk inseminasi buatan
Gloves ini memiliki panjang 90 cm dan
berbahandasar plastik berkualitas yang tidak mudah sobek,kegunaan nya untuk
pelapis tangan saat memasuki organ genital hewan ternak
CITO THAWING
Alat ini di gunakan untuk proses Thawing pada
inseminasi buatan,thawing adalah proses mengencerkan dan sedikit memanaskan
suhu sperma pejantan yang baru di keluarakan dari container (tempat penyimpanan
)
3.Animal ID
Transponder
Alat ini
merupakan teknologi terakhir dalam sistem penandaan hewan,berbentuk seperti
spuit/suntikan yg telah terisi dengan Transponder,
sebelumnya saya
ingin menjelaskan sedikit transponder adalah semacam alat yg sangat kecil
(chip) yg bisa memancarkan sinyal
cara pakai nya
dengan menyuntikan nya ke tubuh ternak
sedangkan untuk membacanya
di perlukan Reader (alat baca)
Nama
:Tri Oktaria
Kelas
:XII RUMINANSIA
Mata pelajaran :POTONG
Guru pembimbing :Ir. Lisa Noor
SMK NEGERI 1
GELUMBANG
Jalan raya
prabumulih km.50 gelumbang kab.muara enim
2013